GEJALA KEJIWAAN

Selasa, 24 April 2012


Gejala kejiwaan
PENDAHULUAN


            Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat  Allah ta’ala,  karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa saya ucapkan kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam  menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis angat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.  Amin...

                                                                                                                                    penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I …………..…………………………………………………………...…………………..PENDAHULUAN 

BAB II ………………………………………………………………………….PERSEPSI ATAU TANGGAPAN

BAB III ……………………..………………………………………………………MEMORI ATAU INGATAN

BAB IV …………………..…………………………………………..….BELAJAR INTELEGENSI (BERFIKIR)

BAB V……………………………………………………………………..…………………………... MOTIVASI

BAB VI ……………………………………………………………………...………...EMOSI DAN PERASAAN 

BAB VII………………………………………………………………………………....……DAFTAR PUSTAKA



BAB  II
 

PERSEPSI ATAU TANGGAPAN
Menurut Johann Frederich Herbart (1776 – 1841), tanggapan adalah merupakan unsur dasar dari jiwa manusia.Tanggapan dipandang sebagai kekuatan psikologis yang dapat menolong atau menimbulkan keseimbangan, ataupun merintangi atau merusak keseimbangan. Tanggapan diperoleh dari penginderaan dan pengamatan. Tanggapan-tanggapan ada yang berada dalam kesadaran , dan kebanyakan berada di bawah sadar. Diantara kedua kesadaran terdapat batas pemisah yang disebut  “ambang kesadaran”. Tanggapan yang mengendap di bawah kesadaran dapat muncul kembali ke alam kesadaran dan yang semula memang berada di ambang kesadaran itu selalu ada yang muncul secara mekanis.
Ada tiga macam tanggapan yaitu
1.      Tanggapan masa lampau yang sering disebut sebagai tanggapan ingatan.
2.      Tanggapan masa sekarang yang dapat disebut sebagai tanggapan imajinatif.
3.      Tanggapan masa mendatang yang dapat disebut sebagai tanggapan antisipatif.
Proses terjadinya persepsi :
Objek/stimulasi > sensoris > deproses indra (input) > output > indra di otak (pusat syaraf)
Indra di otak (pusat syaraf) > berupa persepsi/tanggapan rangangan pengalaman (respon).
Proses terjadinya persepsi perlu adanya perhatian. Perhatian menpunyai ciri-ciri yaitu terfokus dan batasan serta berubah-ubah. Persepsi adalah juga inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat ,tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. Di dalam proses persepsi individu dituntut untuk memberikan penilaian terhadap suatu objek yang dapat bersifat positif/negatif,senang/tidak senang dan sebaliknya.  
Dengan adanya persepsi maka akan terbentuk sikap yaitu kecenderungan yang stabil untuk berlaku/bertindak secara tertentu di dalam situasi yang terentu pula (polak,1976).


Persepsi meliputi :
1.      Penginderaan (sensasi)
Semua alat indra yang kita miliki mempunyai andil bagi berlangsungnya komunikasi manusia.
2.      Atensi atau perhatian
Pemrosesan secara sadar sejumlah kecil informasi dari sejumlah besar informasi yang tersedia.
  1. Interpretasi.
Proses komunikasi melalui lisan atau gerakan antara dua atau lebih pembicaraan yang tak dapat menggunakan simbol-simbol yang sama, baik secara simultan (dikenal sebagai interpretasi simultan) atau berurutan (dikenal sebagai interpretasi berurutan).
Teori persepsi
1. Persepsi itu dalam stabilitasnya berbeda ukuran
2. Persepsi bisa terjadi dengan sendirinya
3. Setiap individu dalam persepsi selalu berbeda
4. Ada empat hal yang sangat berpengaruh terhadap persepsi :
- persepsi dalam belajar yang berbeda
- kesiapan mental (SET)
- kebutuhan dan motifasi
- persepsi gaya berfikir yang berbeda
5. Persepsi bentuk aktualnya disebut informasi

6. Hukum persepsi meliputi :
- persepsi kedekatan
- persepsi kesamaan,sendiri
- persepsi kontinu
- hukum gerak bersama

Jenis-jenis persepsi
      Proses pamahaman terhadap rangsangan atau stimulus yang diperoleh oleh indra menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis:
-          Persepsi visual merupakan topic utama dari bahasan persepsi secara umum. Persepsi visual didapat dari indra penglihatan. Persepsi ini adalah persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi dan balita untuk memahami dunianya.
-          auditori didapat dari indera pendengaran yaitu telinga. Persepsi auditori mengarahkan seseorang terhadap tanggapan hasil yang didengarnya secara simultan dan ditafsirkan melalui penglihatan yang didapatkan berdasarkan pengalaman.
-          Persepsi penciuman atau olfaktori didapat dari indera penciuman yaitu hidung.
-          Persepsi perabaan didapat dari indera taktil yaitu kulit. Persepsi perabaan ditransfer ke dalam rangsangan yang diterima kulit melalui sensasi yang dirasakan secara bertahap dan menimbulkan sesuatu tanggapan yang baru akan hasil yang diraba.
-          Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.
Dalam menjalani proses kehidupan persepsi wanita sangat dipengaruhi oleh pengalaman pribadi yang dijalaninya serta informasi yang didapatkan:
·         Tanggapan individual buruk dari hasil belajar yang tidak menyenangkan
·         Bersal dari social kultur yang terisolir
·         Kecemasan dan emosional  yang tiak terorganisir dengan baik.

      Berbeda dengan laki-laki persepsinya didapat dari befikir dan tidakan yang terorganisir dipadukan dengan pengalaman dan pergaulan kesehariannya, merekalebih mengedepankan akal pikir walau tidak akan kehilangan rasa dan perasaa (sensasi). Landasan tidakannya selalu berupa hal yang akurat dan faktual terlihat dari interpretasi terhadap suatu hal.
      Faktor-faktor yang berpengaruh pada persepsi:
1.      Intrinsik dan ekstrinsik seseorang
2.      Faktor ilmu, politik, social, ekonomi, budaya dan pertahanan serta keamanan serta kenyamanan seseorang.
3.      Faktor usia
4.      Faktor kematangan dan pengalaman
5.      Faktor lingkungan
6.      Faktor pembawaan
7.      Faktor fisik dan kesehatan
8.      Faktor proses mental dan kejiwaan
9.      Asumsi yang didasarkan pada pengalaman masa lalu.


BAB III
 



MEMORI ATAU INGATAN
Memori adalah suatu sistem yang sangat berstruktur yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia yang menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya (Schlessinger dan Groves)
Dijelaskan juga bahwa rata-rata kemampuan memori manusia untuk menyimpan informasi, menurut ahli matematika, John Griffit menyebutkan angka 10 “(seratus triliun) bit” dijelaskan bahwa “satu bit”dalam teori informasi adalah satuan informasi terkecil, sama dengan ya/tidak. Menurut John Von Neumann ahli teori informasi menghitungnya sampai 2,8 x 1020 (280 kuintilliun) bit. Asimou menerangkan bahwa otak manusia selama hidupnya sanggup menyimpan sampai satu kuidriliun bit informasi.
Secara singkat memori melewati tiga proses:
  1. Perekaman (econding)
Pencatatan informasi melalui reseptor indera dan sirkit saraf internal
  1. Penyimpanan(storage)
Menentukan berapa lama informasi itu berada beserta kita dalam bentuk apa dan dimana.
  1. Pemanggilan (retrieval)
Menggunakan informasi yang disimpan. Pemanggilan dapat kita ketahui dengan empat cara:
a.       Pengingatan (recall)
Proses aktif untuk menghasilkan kembali fakta dan informasi secara kata demi kata tanpa petunjuk yang jelas.
b.      Pengenalan (recognition)
Agak sukar untuk mengigat kembali sejumlah fakta lebih mudah mengenalnya kembali.
c.       Belajar (relearning)
Menguasai kembali pelajaran yang sudah pernah kita peroleh termasuk pekerjaan memori.
d.      Redintegrasi (redintegration)
Merekonstruksikan seluruh masa lalu dari satu petunjuk memori kecil.




Mekanisme memori
                        Bagaimana cara kerja memori ada tiga teori suatu mekanisme memory:
  1. Teori Aus (Disuse Theory)
Menurut tori ini, memori hilang atau memudar karena waktu. Seperti otot, memori kita baru kuat bila dilatih terus menerus. Sejaka zaman Yunani sampai sekarang, masih ada orang yang beranggapan bahwa tugas guru adalah melatih ingatan muridnya.William James dan Benton J. Underwood membuktikan dengan eksperimen bahwa “The more memory zing one does, the poorer one’s ability to memorize ( makin sering mengingat makin jelek kemampuan mengingat”
2.      Teori Interferensi (Interference Theory)
Menurut teori ini memori merupakan meja lilin atau kanvas. Beberapa eksperimen menunjukkan bahwa pelajaran yang dihafal sebelum tidur lebih awet dalam ingatan dari pada pelajaran yang dihafal sebelum kegiatan-kegiatan lain (Shiffrin 1970) Mengapa? Karena dalam tidur tidak terjadi inhibisi retro aktif kemudian yang disebut inhibisi proaktif lebih sering mengingat lebih jelek daya ingat kita.
  1. Teori pengolahan informasi (information Processing Theory)
Secara singkat teori ini menyatakan bahwa informasi mula-mula disimpan pada suatu sensory storage (gudang inderawi) kemudian masuk short-term memory (STM memori jangka pendek) lalu dilupakan untuk dimasukkan ke dalam long-term memory (LTM, memori jangka panjang).


BAB IV
 



BELAJAR INTELEJENSI (BERFIKIR)

Ø  Bahasa dan berfikir
Berfikir adalah daya yang paling utama dan merupakan ciri yang khas yang membedakan manusia dengan hewan. Manusia dapat berfikir, karena manusia mempunyai bahasa, sedangakan hewan tidak. “Bahasa” hewan bukanlah bahasa seperti yang diimiliki manusia,”Bahasa” hewan adalah bahasa instink yang tidak perlu dipelajari dan diajarkan. Bahasa manusia adalah hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan.
      Dengan singkat, karena memiliki dan mampu berbahasa maka manusia berfikir.bahasa adalah alat yang terpenting bagiberfikir. Tanpa bahasa manusia tidak dapat berfikir. Karena eratnya hubungan antara bahasa dan berfikir itu, Plato pernah mengatakan dalam bukunya Sophistes “berbicara itu berfikir yang keras (terdengar),dan berfikir ituadalah “berbicara batin”.

Ø  Apakah berfikir itu?
        Berfikir adalah suatu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan yang terarah pada suatu tujuan. Kita berfikir untuk menemukan pemahaman/pengertian yang kita kehendaki atau meletakkan hubungan antara bagian pengetahuan kita. Apakah bagian pengetahuan kita? Bagian pengetahuan kita yaitu segala sesuatu yang telah kita miliki, yang berupa pengertian dan dalam batas tertentu juga tanggapan-tanggapan. Berfikir erat hubungannya dengan daya-daya jiwa yang lain, seperti dengan: tanggapan, ingatan, pengertian,dan perasaan. Tanggapan memegang perananpenting dalam befikir, meskipun adakalanya dapat mengganggu jalannya berfikir. Ingatan merupakan syarat yang harus ada dalam berfikir, karena memberikan pengalaman-pengalaman dari pegamatan yang telah lampau. Pengertian meskipun merupakan hasil berfikir dapat member bantuan yang besar pula dalam proses berfikir. Perasaan selalu menyertai pula, ia merupakan dasar yang mendukung suasana hati, atau sebagai pemberi keterangan dan ketekunan yang dibutuhkan untuk memecahkan masala/persoalan.




Ø  Proses berfikir
Proses berfikir itu pada pokoknya ada tiga langkah, yaitu:

a.       Pembentukan pengertian
Pengertian atau lebih tepatnya disebut pengertian logis dibentuk melalui empat tingkat.
(1)   Menganalisis cri-ciri dari sejumlah obyek yang sejenis. Obyek tersebut jita perhatikan unsur-unsurnya satu satu demi satu. Misalnya mau  membentuk pengertian manusia. Kita ambil manusia dari berbagai bangsa lalu kita analisis cirri-cirinya, misalnya:
Manusia Indonesia, ciri-cirinya:
-          Makhluk hidup
-          Berbudi
-          Berkulit sawo matang
-          Berambut hitam
-          Dan sebagainya
Manusia Eropa, ciri-cirinya:
-          Makhluk hidup
-          Berbudi
-          Berkulit putih
-          Bermata biru terbuka
-          Berambut pirang atau putih
-          Dan sebagainya.
Manusia Negro, ciri-cirinya:
-          Makhluk hidup
-          Berbudi
-          Berkulit hitam
-          Bermata hitam melotot
-          Berambut hitam keriting
-          Dan sebagainya
(2)   Membanding-bandingkan cirri-ciri tersebut untuk diketemukan ciri-ciri mana yang sama, mana yang tidak  sama dan mana yang tidak selalu ada, mana yang hakiki dan mana yang tidak hakiki.
(3)   Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan, membuang, ciri-ciri yang tidak hakiki, menangkap ciri-ciri yang hakiki. Pada contoh di atas ciri-ciri yang hakiki itu adalah makhluk hidup yang berbudi.


b.      Pembentukan pendapat
      Membentuk pendapat adalah meletakkan hubungan antara dua buah pengertian atau lebih. Pendapat yang dinyatakan dalam bahasa disebut kalimat, yang terdiri dari pokok kalimat atau subyek dan sebutan atau predikat. Subyek adalah pengertian yang diterangkan, sedangkan predikat adalah pengertian yang menerangkan.
Pendapat dapat dibedakan menjadi tiga:
1.      Pendapat afirmati atau positif
Pendapat afirmatif yaitu pendapat yang mengyakan, yang secara tegas menyatakan keadaan sesuatu.
2.      Pendapat negatif
Pendapat negatif yaitu pendapat yang menidakkan, yang secara tegas menerangkan tentang tidak adanya sesuatu sifat pada sesuatu hal.
3.      Pendapat modalitas
Pendapat modalitas atau kebarangkalian, yaitu pendapat yang menerangkan kebarangkalian, kemungkinan-kemungkinan sesuatu sifat pada sesuatu hal.
c.       Penarikan kesimpulan atau Pembentukan Keputusan
      Keputusan ialah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada.

4.      Beberapa macam berfikir
a.       Berfikir induktif
      Berfikir induktif ialah suatu proses dalam berfikir yang berlangsung dari khusus menuju kepada yang umum. Tepat atau tidaknya kesimpulan (cara berfikir) yang diambil secara induktif ini terutama bergantung pada representative atau tidaknya sampel yang diambil yang mewakili fenomena keseluruhan.
Makin besar jumlah sampel yang diambi berarti makin berarti makin representatif, dan makin besar pula taraf dapat dpercaya (validitas) dari kesimpulan itu dan sebaliknya.
b.      Berfikir Deduktif
      Berfikir deduktif ialah proses dalam berfikir berlangsung dari yang umum menuju kepada yang khusus.
c.       Berfikir anaogis
      Analogi berarti persamaan atau perbandingan. Berfikir analogi adalah berfikir dengan jalan menyamakan atau memperbandingkan fenomena-fenomena yang biasa/pernah dialami. Di dalam cara berfikir ini, orang beranggapan bahwa kebenaran dari fenomena-fenomena yang pernah dialaminya berlaku pula dari fenomena yang dihadapi sekarang.
d.      Berfikir evaluatif
      Berfikir Evaluatif ialah berfikir kritis, menilai baik buruknya, tapat atau tidaknya suatu gagasan. Dalam berfikir evaluatif kita menambah, kita menambah atau mengurangi gagasan. Kita menilai menurut kriteria tertentu yang gak mirip dengan berfikir evaluative adalah berfikir analogi.


BAB V
 



MOTIVASI
Yang di maksud dengan motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Atau seperti dikatakan oleh Sartain dalam bukunya Psychology Understanding of Human Behafor  bahwasanya motivasi adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organismeyang mengarahkan tingkah laku ke suatu tujuan atau perangsang.
Contoh:
Ø  Seorang pengendara becak bermandi peluh menarik penumpang yang gemuk-gemuk di panas matahari dan di jalan yang menanjak.
Ø  Seorang mahasiswa tekun belajar dan membaca bukunya sampai malam dan tidak menghiraukan lelah dan kantuknya.
Ø  Seorang petani mencangkul di sawahnya dari pagi sampai petang tanpa berhenti dan sebagainya.
apa saja yang diperbuat manusia, yang penting maupun kurang penting yang berbahaya maupun yang tidak mengandung resiko, selalu ada motivasinya. Juga dalam soal belajar, motivasi itu sangat penting. Motivasi adalah syarat mutlak untuk belajar.
1.      Macam-macam motivasi
a)      Physiological  drive
b)      Social motives
Yang dimaksud dengan Physiological drive adalah dorongan-dorongan yang bersifat fisiologis/jasmaniah seperti: lapar dan haus.
Sedangkan Social motives adalah dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan manusia yang lain seperti: dorongan estetis, dorongan ingin selalu berbuat baik. Tidak dapat kita ingkari bahwa yang kedua ini adalah timbul dan berkembang karena adanya yang pertama. Jadi kedua golongan motivasi tersebut berhubungan satu sama lain. Dapat pula dikatakan bahwa golongan yang kedua sifatnya lebih tinggi ( hanya terdapat pada manusia ) dari pada yang pertama.

2.      Tujuan motivasi
Tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan dan menggungah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.
Seperti seorang guru, tujuan motivasinya adalah untuk menggerakkan atau memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dalam kurikulum sekolah.

Tindakan memotivasi akan dapat berhasil jika tujuannya jelas dan didasari oleh yang di motivasi serta sesuai dengan kebutuhan orang yang di motivasi. Oleh karna itu, setiap orang yang akan memberikan motivasi harus memahami benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan dan kepribadian orang yang akan di motivasi.
3.      Teori motivasi
Beberapa teori motivasi yang akan di bicarakan dalam pasal ini adalah:
a)      Teori Hedonisme
Hedone adalah bahasa yunani yang berarti kesukaan, kesenangan atau kenikmatan. hedonisme adalah suatu liran dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan yang bersifat duniawi. Menurut pandangan hedonisme, manusia adalah mahluk yang mementingkan kehidupan yang penuh kesenangan dan kenikmatan. oleh karna itu, setiap menghadapi persoalan yang perlu pemecahan, manusia cenderung memilih alternatif pemecahan yang dapat mendapat kesenangan dari pada  yang mengakibatkan kesukaran,kesulitan, penderitaan dan sebagainya.

b)     Teori Naluri
Pada dasarnya manusia memilki tiga dorongan nafsu pokok yang dalam hal ini disebut juga naluri, yaitu:
1)      Dorongan naluri mempertahankan diri seperti: mencari makan jika lapar.
2)      Dorongan naluri mengembangkan diri seperti: dorongan ingin tahu melatih dan mempelajari sesuatu yang belum diketahui.
3)      Dorongan naluri mempertahankan jenis seperti:  mencari jodoh.


c)      Teori yang dipelajari
Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau prilaku manusia tidak berdasarkan naluri, tetapi berdasarkan pola tngkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat ia hidup. Orang belajar paling banyak dari lingkungan kebudayaan di tempat dia hidup dan di besarkan.
d)     Teori daya pendorong
            Teori ini merupakan  perpaduan antara “ teori naluri “ dengan “ teori reaksi yang dipelajari” . Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum. Misalnya , suatu daya pendorongpada jenis kelamin yang lain.
           
e)      Teori kebutuhan
Teori motivasi yang sekarang banyak dianut orang adalah teori kebutuhan. Teori ini beranggapan bahwa yang tindakan yang di lakukan oleh manusia pada hakikatnya dalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun psikis. Oleh karna itu, menurut teori ini, apabila seorang pemimpin ataupun pendidik bermaksud memberikan motivasi kepada seseorang, ia harus mengetahui terlebih dahulu  apa kebutuhan orang yang akan dimotivasinya


BAB VI
 


EMOSI DAN PERASAAN
Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Emosi dapat ditunjukkan kerika merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu.

            Kata "emosi" diturunkan dari kata 
bahasa prancis, émotion, dari émouvoir, 'kegembiraan' dari bahasa latin  emovere, dari e- (varian eks-) 'luar' dan movere 'bergerak'. Kebanyakan ahli yakin bahwa emosi lebih cepat berlalu daripada suasana hati. Sebagai contoh, bila seseorang bersikap kasar, manusia akan merasa marah. Perasaan intens kemarahan tersebut mungkin datang dan pergi dengan cukup cepat tetapi ketika sedang dalam suasana hati yang buruk, seseorang dapat merasa tidak enak untuk beberapa jam. Emosi dan perasaan (emotion & feeling). Keduanya digunakan secara tumpang tindih dalam percakapan keseharian. Ketika seseorang bertanya pada orang lain apa yang dirasakannya ketika dikhianati pacarnya, jarang orang bertanya , “bagaimana emosimu?”, kebanyakan akan bertanya, “bagaimana perasaanmu?” Dalam bahasa sehari-hari, kata emosi memang sangat jarang digunakan. Kata perasaan, jauh lebih umum digunakan.
Perasaan mengandung adanya suatu pengalaman subjektif. Apa yang dirasakan satu orang dengan orang lain relatif sulit untuk dibandingkan. Hanya diri sendirilah yang bisa mengalami perasaan yang muncul. Oleh sebab itu disebut pengalaman subjektif.  Misalnya Anda merasa damai, maka Anda sendiri yang bisa mengalaminya. Rasa damai yang dirasakan oleh orang lain bisa saja berbeda kadarnya.
Kebanyakan orang berpikir bahwa emosi adalah salah satu jenis perasaan. Sesuatu dianggap sebagai emosi tatkala seseorang merasakan perasaan tertentu, terutama marah. Selain marah, perasaan lain yang kerap dianggap sebagai emosi misalnya adalah cinta, sedih, bahagia, dan cemburu. Orang akan mengatakan Aziz sedang emosi ketika ia sedang marah (ia ‘emosi’ karena ia dikhianati sang pacar), namun juga ketika ia sedang sangat bahagia (ia begitu ‘emosi’ bertemu ibunya), sedih (ia begitu ‘emosi’ pada saat pemakaman ayahnya), cemburu (ia ‘emosi’ tahu pacarnya makan malam dengan orang lain), atau cinta (emosinya begitu mendalam pada kekasihnya).
Sebagian ahli menyebutkan bahwa di dalam emosi terkandung perasaan. Ini artinya, perasaan adalah komponen dari emosi. Perasaan diartikan sebagai keadaan yang dirasakan sedang terjadi dalam diri seseorang. Anda mengalami perasaan marah, karena Anda merasakan adanya sesuatu yang bergejolak dalam diri Anda. Emosi terjadi hanya ketika seseorang merasakan sesuatu terjadi dalam dirinya.
Nah, lalu apa bedanya antara perasaan dan emosi? Sebenarnya keduanya relatif sama. Bahkan, menurut seorang peneliti emosi dari Australian National University, yakni Anna Wierzbicka, tidak semua budaya memiliki kata untuk emosi sebagaimana yang dikonsepsikan dalam bahasa inggris sedangkan kata yang bermakna perasaan (feeling) ada dalam semua bahasa. Menurutnya lagi, kata emosi lebih disukai karena kesannya lebih objektif dan lebih ilmiah daripada kata perasaan. Oleh sebab itu kata emosi jauh lebih luas digunakan dalam dunia ilmu pengetahuan.
Bagaimana dengan rasa lapar karena kurang makan, rasa haus kurang minum, rasa panas karena terik matahari, rasa manis gula, rasa pahit kopi, dan rasa sakit tulang? Tentu saja itu semua tidak termasuk kategori perasaan yang dikaitkan dengan emosi. Perasaan yang diartikan emosi adalah perasaan yang tidak terkait dengan yang dirasakan fisik. Ada rasa lapar, tapi tidak ada emosi lapar. Ada rasa panas tapi tidak ada emosi panas. Ada rasa manis gula tapi tidak ada emosi manis. Emosi adalah perasaan yang terkait dengan suasana hati.
PELATIHAN EMOSI
Berbagai cara bisa di lakukan untuk mengasah perasaan dan emosi ini. Ada yang melakukan dengan cara pelatihan, membaca, ataupun dengan cara langsung.


1.      Cara pelatihan
Cara pelatihan ini bisa di lakukan dengan pendalaman nilai-nilai agama dan keluhuran nilai kemanusiaan. Tentu saja akan bertemu dengan sebuah sikap prihatin atas suatu yang terjadi. Misalnya akan prihatin melihat sebuah penggundulan hutan.
Yang artinya, perlakuan perusakan alam yang dilakukan. Meski tak berada di sampingnya, sikap prihati akan langsung muncul. Atau turunnya nilai moral sebagai akibat dari kurangnya pemahaman dari nilai-nilai agama, moral, dan sosial.

2.      Membaca
Membaca karya fiksi yang berhubungan dengan kemanusiaan. Alam, atau ketuhanan, tentu akan menggiring seseorang untuk memetik pesan yang ada di dalamnya.
Hal itu akan membuat seseorang akan menjadi sadar akan pentingnya sikap telong-menolong, mengasihi, menghargai, dan menyayangi.


3.      Cara langsung
Berlatih langsung di lapangan bisa dilakukan. Tentu saja tak sembarang orang bisa melatih perasaan dan emosi yang dimiliki. Sebagai bekal, seorang yang ingin belajar langsung, yang utama harus dimiliki adalah kesadaran diri akan kejadian  yang dilihat.


BAB ViI
 


DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu  dan Umar , psikologi umum, edisi revisi, bina ilmu, Surabaya, 1982.
Purwanro, Alim,  psikologi pendidikan mp.pt remaja rosdakarya, bandung, 1990.
Suryabrata, sumadi , psikologi pendidikan, raja grafindo persada Jakarta 2004.
Soemanto, wasti, psikologi pendidikan, Jakarta  : PT Renika cipta, 2003.
Elvizulianisehati.blogspot.com kamis, 3 maret 2011 jam 06.56.


0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails

.

Blog Archive

Followers

Visitors

free counters