PENGARUH KEMAJUAN TEKNOLOGI TERHADAP METODE PENGAJARAN DALAM KELAS

Minggu, 16 Juni 2013


BAB I PENDAHULUAN
 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini menuntut kepada tiap-tiap individu untuk bisa mengikuti perkembangan zaman yang semakin modern ini. Salah satu kemajuan yang diakibatkan dari modernisasi ialah kemajuan dalam bidang teknologi atau yang sering disebut perkembangan IT. Kemajuan teknologi harus bisa diikuti oleh setiap insan supaya mereka tidak tertinggal oleh kemajuan zaman yang makin hari semakin menuju kemajuan. Perubahan tersebut mempengaruhi berbagai bidang, mulai lingkungan hukum, lingkungan politik, sosial, budaya, ekonomi semuanya terpengaruhi oleh adanya kemajuan teknologi. Hal tersebut membuat dunia pendidikan memikirkan kembali bagaimana perubahan tersebut mempengaruhinya sebagai sebuah institusi sosial dan bagaimana harus berinteraksi dengan perubahan tersebut. Salah satu perubahan lingkungan yang sangat mempengaruhi dunia pendidikan adalah hadirnya teknologi informasi (TI). Kemajuan teknologi merupakan salah satu elemen penting dalam pelbagai aktivitas manusia. Hampir tiap aktivitas manusia dalam berbagai sektor dapat dipastikan menggunakan “jasa” dari IT tersebut, mulai dari sektor perindustrian, perkantoran, transportasi, kesehatan, pendidikan, dan sektor lainnya membutuhkan andil yang besar dari keberadaan perkembangan IT itu. Berangkat dari hal itu sangatlah penting adanya peningkatan sember daya manusia sehingga SDM tersebut dapat memperlakukan IT tersebut dengan tepat guna dan hasil guna. Dengan adanya kemajuan teknologi tersebut maka dunia pendidikan mau tidak mau harus ikut ambil bagian dalam “mengarungi” kemajuan teknologi, agar dunia pendidikan di Indonesia tidak mengalami ketertinggalan terhadap pendidikan-pendidikan di negara yang lain. Di dalam dunia kependidikan telah dikenal dengan teknologi kependidikan. Teknologi pendidikan merupakan integrasi antara kemajuan teknologi dengan pendidikan khususnya di Indonesia. Atau biasa di istilahkan oleh orang awam sebagai penggunaan teknologi di dalam proses belajar mengajar. Rumusan Masalah Dalam keterlangsungan proses belajar-mengajar yang efektif dan merealisasikan pembelajaran yang berasaskan PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan) diperlukan adanya “partisipasi” dari kemajuan teknologi. Penggunaannya dapat berupa membantu guru dalam menyampaikan materi/ bahan ajar pada murid, membantu para murid dalam menambah wawasan ilmu pengetahuan sesuai materi yang diajarkan, serta manfaat lainnya. Dengan demikian sangat diperlukannya pendidikan yang berbasis IT agar dapat membantu kinerja guru dalam meningkatkan kualitas para muridnya supaya mereka memiliki daya saing di berbagai bidang. Tujuan Penelitian Makalah ini bertujuan untuk mengetahui peranan perkembangan teknologi informasi dalam kegiatan pembelajaran dan perkembangan dunia pendidikan, serta pengaruh teknologi informasi dalam menghasilkan output peserta didik yang bermutu dan modern. BAB II LANDASAN TEORI A. TEKNOLOGI A.1 Pengertian Teknologi Istilah teknologi oleh orang awam sering diasumsikan sebagai peralatan mesin atau yang berkaitan dengan permesinan, namun pada dasarnya arti dari teknologi tersebut lebih luas. Kata teknologi berasal dari bahasa Yunani “technologia” yang menurut Webster Dictionary berarti “systemic treatment” atau penang anan sesuatu secara sistematis, sedagkan “techne” sebagai dasar kata teknologi yang memiliki arti “art, skill, science” atau “keahlian, keterampilan, ilmu” . Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) teknologi diartikan sebagai “kemampuan teknis yang berlandaskan ilmu eksakta dan berdasarkan proses teknis”. Atau teknologi bisa juga dikatakan sebagai ilmu tentang cara menerapkan sains untuk bisa memanfaatkan potensi yang berada di alam bagi kesejahteraan dan kenyamanan manusia. A.2 Kemajuan Teknologi Teknologi di dunia ini merupakan sebuah realitas keseharian, sebutkan saja hampir semua kegiatan yang kita lakukan berkaitan erat dengan yang namanya teknologi. Memang teknologi merupakan suatu keniscayaan yang harus dihadapi manusia di era mellenium ini. Ada yang berpendapat bahwa kebutuhan akan teknologi (televisi, laptop) merupakan sebagai kebutuhan primer, bukan lagi sebagai kebutuhan sekunder. Misal kebutuhan manusia akan teknologi informasi. Kemajuan teknologi merupakan sesuatu yang pasti, seiring perkembangan zaman teknologi-teknologi tersebut akan berevolusi sesuai dengan kebutuhan manusia akan hal tersebut. Perkembangannya sangatlah pesat sekali, bahkan dalam hitungan detik manusia dapat menciptakan suatu hal baru yang digunakan untuk kemaslahatan kehidupan manusia. Dengan adanya hal tersebut jarak antar negara tidak lagi mempengaruhi interaksi antar individu, antar kelompok, antar negara saling bergantung dan berkaitan untuk saling bertukar informasi atau kepentingan mereka tanpa mendapat hambatan jarak yang begitu jauh. Misalnya kita yang berada di Indonesia bisa dapat langsung mengakses informasi melalui internet apa yang sedang terjadi di Timur Tengah. Hampir tiap elemen masyarakat telah mengenalnya, baik itu masyarakat kelas menegah ke atas maupun masyarakat menegah ke bawah, baik itu yang berada di jantung perkotaan hingga yang berada di pelosok desa-desa. Namun pengetahuan akan teknologi antar keduanya sangatlah berbeda, rakyat perkotaan lebih mengenal dan lebih sering berinteraksi dengan yang namanya teknologi. Contoh sedikit yang berkaitan dengan pengajaran dalam kelas ialah penggunaan media pembelajaran yang berbasis IT, contohnya proyektor (LCD), penyediaan laptop per-individu, internet dengan jaringan LAN atau hotspot, pemberian pendingin di ruang kelas, dan lain sebagainya. Berbeda dengan rakyat pelosok pedesaan yang mengenal kemajuan teknologi hanya sebatas pengetahuan saja, mungkin teknologi yang sudah masuk ke pelosok desa biasanya radio dan televisi parabola. Sedang dalam proses belajar mengajar biasanya sekolah pedesaan masih menggunakan sistem klasik (sistem konvensional). Itulah sedikit gambaran mengenai perkembangan teknologi di Indonesia yang masih banyak kesenjangan dan kurangnya pemerataan yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal tersebut. Adanya perkembangan teknologi utamanya dunia maya dapat memberikan dampak positif dan negatif terhadap kehidupan masyarakat. Terutama para kalangan terpelajar yang selalu ingin mencoba hal-hal baru. Dengan adanya media internet, seharusnya mereka dapat menggunakan internet sebagai alat untuk menambah wawasan dan pengetahuannya supaya dapat mengambil manfaat serta dapat merangsang interaksi, jiwa eksperimen, dan memotivasi diri untuk berperstasi. Namun realita sekarang banyak anak muda yang menyelewengkan dalam penggunakan media tersebut. Banyak diantara mereka yang menggunakan media internet tersebut untuk mengakses budaya Barat yang begitu vulgar dan tak ada batasan dalam kebabasan sehingga konten-konten yang berbau pornografi dapat dengan mudah mereka akses. Begitu juga dengan adanya televisi, peran televisi yang dulunya menjadi sumber informasi, sumber ilmu pengetahuan, update berita terbaru sekarang berubah fungsinya, hampir keseluruhan acara dalam televisi hanya sedikit yang dapat di ambil manfaatnya itupun terkadang masih diselingi hal-hal negatif. Sekarang banyak acara televisi yang mengarah pada percintaan, perkelahian, konser-konser, acara selebritas yang hanya mengumbar glamour dan kehidupan mereka pribadi serta acara yang lainnya yang masih banyak madharatnya ketimbang manfaatnya. Itu semua juga dipengaruhi budaya Barat yang hanya mengedepankan kebebasan dalam berbagai hal. Budaya Barat memang sudah menghegemoni kehidupan manusia di seluruh dunia. Budaya mereka yang cenderung mengedepankan kebebasan tersebut dapat dengan mudah merusak budaya Indonesia. Nilai-nilai budaya lokal yang sudah tertanam dari nenek moyang (budaya yang positif) kita justru akan tergerus oleh globalisasi yang hanya akan membuat budaya kita menjadi kenangan oleh anak cucu kita kelak. Negara ini seharusnya bisa mencontoh kemajuan dalam berbagai bidang yang telah dicapai oleh negara Jepang. Negara tersebut dapat memadukan antara kemajuan teknologinya serta mereka tidak meninggalkan sedikitpun budaya-budaya yang di turunkan oleh nenek moyang mereka. sekali lagi, kemajuan mereka (Jepang) dapat mengkolaborasikan antara kultur dan budaya mereka dengan kemajuan teknologi yang mereka capai tanpa meninggalkan budaya leluhur mereka sehingga di mata Dunia negara tersebut menjadi salah satu negara maju yang disegani oleh negara-negara lainnya. Itulah sekelumit pemaparan mengenai kemajuan teknologi di era melenium ini, era yang mengharuskan manusia untuk berinteraksi dengan teknologi dikarenakan dengan adanya interaksi tersebut manusia dapat mengetahui dan mengikuti perkembangan dunia baik melalui media televisi, internet, dan melalui media lainnya. Namun dengan adanya perkembangan tersebut seharusnya diikuti dengan pengertian yang berkaitan dengan dampak-dampak positif dan negatif sehingga dapat memilah mana yang dapat di ambil manfaatnya dan mana yang harus dijauhi. A.3 Teknologi Sebagai kegiatan Manusia Teknologi merupakan salah satu alat bantu manusia dalam beraktivitas dan bekerja sehingga para penggunanya dapat melakukan segala aktivitas dengan se-efektif dan se-efesien mungkin. Kegiatan manusia termasuk salah satu pengertian dalam teknologi yang dapat di sudutkan menjadi dua pokok, yaitu membuat dan menggunakan. Membuat adalah suatu kegiatan merancang dan menciptakan suatu barang buatan sesuai dengan fungsi barang yang di buat. Sebagai contoh orang zaman dahulu ketika membuat kapal mereka akan membuat terlebih dahulu kapak, palu, gergaji, alat pengukur, dan alat lainnya sebelum proses pembuatan perahu, ketika alat-alat tersebut sudah jadi dan lengkap maka barulah memulai pembuatan perahu. Dalam pembuatannya dapat terlihat dua proses yang berkesinambungan yaitu proses membuat dan proses menggunakan. Begitu juga zaman modern sekarang, ketika pabrik-pabrik akan memproduksi sesuatu mereka akan membuat mesin-mesin terlebih dahulu, lalu mereka akan memproduksi sesuatu yang telah mereka rencanakan. Dengan jelas bahwa yang dimaksud teknologi sebagai kegiatan manusia adalah setiap kegiatan dan aktivitas yang menopang kinerja manusia dalam memperoleh hasil yang telah direncanakan sebelumnya. Namun tidak semua aktifitas yang dilakukan manusia dalam kesehariannya membutuhkan bantuan perlatan teknologi. B. TEKNOLOGI PENDIDIKAN B.1 Antara Teknologi dan Pendidikan Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat korelasi antara penggunaan alat bantu (media elektronik) baik berupa hardware maupun software dapat membantu aktivitas pembelajaran dalam kelas. Utamanya bagi para siswa yang akan termotivasi ketika mengikuti pembelajaran yang menggunakan media tersebut serta dapat mempengaruhi prestasi belajarnya dengan adanya hal tersebut. Perkembangan teknologi juga harus bisa dimanfaatkan oleh para guru/dosen keitka mengajar yang ingin mengurangi beban dalam mengajar seminimal mungkin. Karena pada umumnya para guru mengunakan metode mengajar konvensional (metode ceramah) sehingga para murid akan merasa bosan dan jenuh dengan metode tersebut. Berangkat dari hal tersebut hendaknya para guru harus membekali diri mereka dengan kemampuan yang berbasisi IT supaya dapat mengimbangi perkembangan zaman dan dapat mengaplikasikannya di dalam metode pembelajaran. Realita yang lain yaitu banyaknya peserta didik yang mahir dalam mengoperasikan komputer serta surfing di dunia maya daripada para guru yang dapat dikatakan “gaptek” karena kurangnya mengotak-atik komputer. Hal inilah yang menjadi permasalahan para guru sekarang, mereka kurang atau belum mendapatkan pembelajaran berkaitan dengan teknologi pada masa mereka merengkuh bangku sekolah. Ini merupakan salah satu tugas pemerintah untuk mengatasi problem tersebut, salah satu caranya dengan memberikan sosialisasi pada guru akan pentingnya pendidikan yang berbasis IT sehingga para guru tersebut dapat mengaplikasikannya dalam pembelajaran dan “tidak kalah” dengan muridnya (dalam perkembangan teknologi). B.2 Teknologi Pendidikan Bisa diasumsikan dengan keberadaan teknologi dapat membantu kinerja pendidik di dalam proses pembelajaran sehingga muncul suatu pembahasan dalam dunia kependidikan yang dinamakan teknologi pendidikan. Tekonologi pendidikan sering mengandung konotasi penggunaan peralatan atau mesin-mesin yang rumit sebagai ciri utamanya. Konotasi tersebut tidak selamanya benar, (Sudarwan Danim, 1995) merumuskan bahwa teknologi pendidikan merupakan suatu pendekatan kritis, logis, sistematis dan ilmiah terhadap pendidikan. Dalam teknologi pendidikan bukan hanya semata-mata mementingkan alat teknologi khususnya teknologi komunikasi, akan tetapi yang lebih diutamakan adalah proses yang logis, sistematis, dan ilmiah dalam penggunaannya. Istilah yang digunakan dalam bahasa Inggris ialah “instructional technology” atau “educational technology”. Dalam pendapat yang lain (Commision on Instructional Technology, 1997) mendefinisikan sebagai “instructional technology means the media born of the communications revolutions which can be used for instructional purpose along side the teacher, the book, and the blackboard” , atau teknologi pendidikan merupakan media yang berkembang dengan adanya revolusi telekomunikasi yang dapat digunakan sebagai pendamping mengajar para guru, buku-buku, dan papan tulis. Senada dengan itu, teknologi pendidikan bisa dipahami sebagai sesuatu proses yang kompleks, dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan untuk mengatasi permasalahan, melaksanakan, menilai, dan mengelola pemecahan masalah tersebut yang mencakup semua aspek belajar manusia. (AECT, 1977). Secara umum teknologi pendidikan dapat diartikan sebagai media yang lahir dari revolusi teknologi komunikasi yang secara tepat dapat digunakan untuk tujuan-tujuan pengajaran disamping peran dari guru, papan tulis dan buku ajar. Pendapat tersebut mengandung asumsi bahwa tidak selamanya keberadaan teknologi dalam dunia kependidikan dapat mengalihkan kinerja seorang guru dan peran buku ajar. Sebisa mungkin para pendidik menggabungkan antara kemajuan teknologi dengan sistem pengajaran di dalam kelas. Dari hal tersebut maka teknologi pendidikan memiliki ciri-ciri sebagai indikator telah terlaksananya suatu pembelajaran : Merumuskan tujuan dengan teliti dan spesifik dalam bentuk kelakuan yang dapat diamati, sehingga dapat diukur keberhasilan terapanya tujuan itu. Meneliti pengetahuan keterampilan dan sikap yang telah di miliki tiap anak didik sebagai dasar pelajaran baru sehingga diketahui kemajuan dari proses belajar-mengajar. Menganalisisi bahan pelajaran yang akan disajikan dalam bagian-bagian yang dapat dipelajari dengan mudah. Berdasarkan analisis bahan pelajaran menentukan: Urutan mempelajari bahan agar tercapai hasil belajar yang optimal Starategi belajar yang tepat dalam menyampaikan bahan tersebut. Mengujicobakan bahan tersebut agar mengetahui kelemahannya. Mengadakan perubahan dan evaluasi dari proses pengujicobaan untuk meningkatkan mutu program itu. B.3 Fungsi Teknologi Dalam Pembelajaran Secara garis besar di dalam penerapan teknologi sebagai alat bantu mengajar terdapat fungsi-fungsi utama dalam proses pembelajaran, yaitu: Teknologi sebagai alat (tools). Dalam penggunaannya para pengajar maupun para sisiwa dapat terbantu dengan adanya teknologi sehingga mempermudah proses pembelajaran. Misalnya membantu dalam mengolah angka, membuat unsur grafis, membuat data base, merumuskan data administratif siswa,guru, karyawan, dan sebagainya. Teknologi sebagai ilmu pengetahuan (science). Dalam pengaplikasiannya teknologi sebagai disiplin ilmu tersendiri yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan TIK. Sesuai kurikulum terbaru yang menekankan para siswa setingkat SMP ke atas untuk bisa menggunakan secara positif dari kemajuan teknologi yang termasuk bagian dari scinece. Teknologi sebagai alat bantu dan bahan dalam mengajar. dalam hal ini teknologi dimaknai sebagai bahan pembelajaran sekaligus sebagai alat bantu untuk menguasai sebuah kompetensi berbasis komputer. Dalam hal ini komputer telah diprogram sedemikian rupa sehingga siswa dibimbing secara bertahap dengan menggunakan prinsip pembelajaran tuntas untuk menguasai kompetensi. dalam hal ini posisi teknologi tidak ubahnya sebagai guru yang berfungsi sebagai : fasilitator, motivator, transmiter, dan evaluator. Ketiganya merupakan peran masing-masing dari adanya fungsi teknologi dalam dunia pendidikan khususnya dalam media bantu pembelajaran di dalam kelas. Fungsi-fungsi tersebut apabila bisa di lakukan oleh para pendidik dengan sebaik-baiknnya dalam melakukan proses belajar-mengajar maka hal itu akan membantu meminimalisir kinerja guru. Serta tidak menutup kemungkinan akan muncul model-model pembelajaran yang baru yang mengintegrasikan kemajuan teknologi dengan metode belajar yang ada. C. PENGAJARAN C.1 Pengertian Pengajaran Pengajaran dapat didefinisikan sebagai usaha pendidik untuk menciptakan kondisi-kondisi atau mengatur lingkungan kelas sedemikian rupa,sehingga terjadi interaksi antara keduanya, termasuk di dalamnya guru, murid, alat bantu pelajaran, dan sebagainya yang disebut proses belajar, sehingga tercapai tujuan belajar yang telah ditentukan sebelumnya. C.2 Metode-Metode Pengajaran Di dalam suatu pembelajaran dalam kelas terdapat berbagai metode metode pengajaran. Sebelum membahas mengenai hal tersebut alangkah baiknya menegrti definisi dari metode pengajaraan. Metode pengajaran merupakan suatu proses mengorganisasi atau menata sejumlah sumber potensi secara baik dan benar sehingga terjadi proses belajar yang diinginkan. Metode mengajar dapat dikatakan berhasil dilihat dari hasil output peserta didik tersebut. Apabila terdapat sesuatu yang kurang dalam metode yang diaplikasikan ketika mengajar maka dapat terlihat dari output peserta didik sehingga dapat di evaluasi kembali apa yang belum sempurna dari penyelenggaraan metode tersebut. Ahli penididikan sepakat bahwa belum ada satu metode mengajar yang di pandang paling baik, karena baik tidaknya metode mengajar sangat tergantung kepada tujuan pengajaran, materi yang diajarkan, jumlah peserta didik, fasilitas pendukung, kesanggupan tiap individu dan lain sebagainya. Oleh karena itu kegiatan pengajaran dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang sederhana dan kompleks. Atas dasar itu juga, metode-metode yang dipakai oleh pengajar saat ini didasarkan pada praktek-praktek empiris, pendapat para ahli pendidikan, petunjuk orang lain, atau bahkan hanya spekulasi saja. Oleh karena banyak menonjolkan aspek seni dalam mengajar, maka gaya mengajar sesorang tidak dapat dituangkan dalam bentuk format khusus. Adapun metode-metode mengajar yang umum di pakai dalam proses belajar-mengajar di kelas antara lain: metode ceramah, metode diskusi, metode tugas, metode karyawisata, metode seminar, dan masih banyak metode pembelajaran yang lain. Metode Ceramah. Metode ini dapat diartikan sebagai proses penyampaian bahan ajar dengan jalan menuturkan sekelompok materi secara lisan dan pada saat yang beesamaan materi tersebut diterima sekelompok subjek. Metode ini paling sering dipakai, terutama untuk menyampaikan materi yang bersifat teoritis ataupun sebagai pengantar ke arah praktik, meskipun teori ini dianggap klasik (tradisional), metode ini tetap populer. Yang terpenting dari metode ini adalah bagaimana seorang guru dapat berceramah dengan baik dan dapat diterima murid. Metode Diskusi. Diskusi dapat didefinisikan sebagai suatu proses penyampaian materi, dimana guru bersama peserta didik mengadakan dialog dengan tema mata pelajaran yang diajarkan. Atau guru memberikan suatu permasalahan yang kemudian di dialogkan untuk mencari jalan keluar dan menyerap serta menganalisis permasalahan itu. Metode Tugas. Tugas merupakan materi tambahan yang diberi oleh guru pada murid, baik di dalam maupun di luar kelas. Tugas-tersebut dibebankan untuk menambah wawasan peserta didik serta menambah nilai dari hasil mengerjakan tugas tersebut. Metode Karyawisata. Salah satu strategi belajar mengajar dimana guru dan murid mengunjungi suatu tempat tertentu untuk mendapatkan sesuatu yang empiris. Metode ini biasanya sebagai pelengkap dari materi pokok yang diajarkan dalam kelas atau dari buku-buku. Metode Seminar. Metode ini sering digunakan, baik untuk mata kuliah seminar maupun mata kuliah yang lain yang disajikan dalam bentuk seminar. Dengan metode ini biasanya dapat menjadikan wawasannya bertambah luas. Metode Privat. Metode ini pengajar memberi tuntutan secara penuh. Pembelajaran di berikan secara biasa (dengan bentuk klasikal), dan murid mencatatnya. Berdasarkan catatan yang mereka buat murid harus menyusun lembar kerja. Lembar kerja selanjutnya akan dibahas dengan pengajar, dalam lembar kerja tersebut pengajar akan memeriksa secara teliti, sehingga mengetahui yang dijelaskan guru benar-benar dimengerti oleh murid . Dari pemaparan di atas sangat banyak metode-metode yang bisa digunakan oleh guru dalam pengaplikasianya di kelas. Para gurupun bisa memilih salah satu dari metode tersebut atau justru bereksperiment dengan metode yang mereka buat sendiri. Namun sampai saat ini belum ada metode mengajar yang tepat dan fleksibel di berbagai bentuk pengajaran yang ada. C.3 Mengajar Sebagai Ilmu dan Teknologi Pengajaran yang berbasis dengan ilmu dan teknologi (teaching fundamentally is a science) sangatlah membantu peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru. Konsep mengajar sebagai ilmu dan teknologi mengatakan bahwa mengajar adalah pengembangan, penerapan, penilaian teknik serta alat bantu yang dilakukan secara ilmiah dan menggunakan teknologi tertentu. Adapun karakteristik dari mengajar sebagai ilmu dan teknologi adalah sebagai berikut: Menggunakan pendekatan teknologis. Sistematis, logis, dan ilmiah. Melibatkan perangkat keras (hardware) serta perangkat lunak (software). Interaksi yang menonjol ialah interaksi murid-mesin atau teknologi. Kurang memperhatikan aspek emosional. Peranan guru lebih banyak dalam hal fasilitator. Hal-hal tersebut merupakan karakteristik pengajaran yang berbasis teknologi.. Biasanya sekolah-sekolah yang menerapkan karakteristik tersebut ialah sekolah yang berada di perkotaan. Dikarenakan pendidikan di perkotaan sangatlah ketat persaingannya di dalam meningkatkan mutu sekolah supaya dapat menarik minat para calon peserta didik baru. D. HIPOTESA Dengan adanya pembahasan di atas dapat di tarik benang merahnya bahwa dunia kependidikan membutuhkan adanya peran kemajuan teknologi. Jadi hipotesa yang penulis simpulkan dari landasan teori di atas adalah: “Terdapat hubungan antara kemajuan teknologi dengan metode pengajaran dalam kelas” BAB III PERHITUNGAN DATA Dari pemaparan hipotesa di atas yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kemajuan teknologi dengan metode pengajaran dalam kelas. Yang apabila di masukan dalam variabel sebagai berikut: Ket: - Variabel X: Kemajuan Teknologi - Variabel Y: Metode Pengajaran dalam kelas Hipotesis Analisisnya ialah: -Hipotesis Alternatif (Ha)-nya adalah: Ada korelasi antara kemajuan teknologi dengan metode pengajaran dalam kelas. - Hipotesis Nihil (H0)-nya adalah: Tidak ada korelasi antara kemajuan teknologi dengan metode pengajaran dalam kelas. Variabel X dan Y apabila di masukkan dalam data perhitungan menjadi: No. X Y 1 5 6 2 7 5 3 9 5 4 6 4 5 5 5 6 5 8 7 6 8 8 7 8 9 8 7 10 6 7 11 7 5 12 9 6 13 8 6 14 7 7 15 6 7 16 5 8 17 6 9 18 4 9 19 7 9 20 9 8 21 6 7 22 4 5 23 7 5 24 4 5 25 8 7 26 9 7 27 9 8 28 7 7 29 7 6 30 6 6 Tabel Penyelesaiannya sebagai berikut: No. X Y X.Y X2 Y2 1 5 6 30 25 36 2 7 5 35 49 25 3 9 5 45 81 25 4 6 4 24 36 16 5 5 5 25 25 25 6 5 8 40 25 64 7 6 8 48 36 64 8 7 8 56 49 64 9 8 7 56 64 49 10 6 7 42 36 49 11 6 5 30 36 25 12 9 6 54 81 36 13 8 6 48 64 36 14 7 7 49 49 49 15 6 7 42 36 49 16 5 8 40 25 64 17 6 9 54 36 81 18 4 9 36 16 81 19 7 9 63 49 81 20 9 8 72 81 64 21 6 7 42 36 49 22 4 5 20 16 25 23 7 5 35 49 25 24 4 5 20 16 25 25 8 7 56 64 49 26 9 7 63 81 49 27 9 8 72 81 64 28 7 7 49 49 49 29 7 6 42 49 36 30 6 6 36 36 36 ∑ X= 198 ∑ Y= 200 ∑X.Y= 1324 ∑ X2= 1376 ∑ Y2= 1390 rxy = (N ( ∑XY)- (∑X . ∑Y))/√((N.(∑X^2 )–(∑X)^(2 ). N (∑Y^2 )- (∑Y)^(2 ))) = (30 ( 1324)- (198 .200))/√((30.(1376 )–(198)^(2 ). 30 (1390)- (200)^(2 ))) = (39720-39600)/√((41280–(39204)^ . 41700-(40000))) = 120/√(2076.1700 ) = 120/√3529200 = 120/1878.61 = 0.063 Df = N – nr = 30 – 2 = 28 Keterangan: N : Number of cases nr : banyaknya variabel yang dikorelasikan rhitung = 0.063 rtabel pada taraf signifikansi 5% = 0,361 pada taraf signifikansi 1% = 0,463 Dengan demikian rxy = 0,063 lebih kecil dari r tabel pada taraf signifikan 5% maupun 1% (0,361>0,063

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails

.

Blog Archive

Followers

Visitors

free counters