m Imam Hassan Al-Banna di Mata Ulama Konte porer

Kamis, 08 Juli 2010

Penterjemah:

Abu Ahmad

Banyak orang yang lahir dan kemudian meninggal namun dunia tidak merasakan keberadaan dan kehilangannya, dan ada juga diantara mereka yang hidup dan meninggalkan dunia dengan mewariskan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain; seperti shadaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak yang salih, namun sangat sedikit orang yang hidupnya memberikan warisan yang sangat baik dan bermanfaat, sehingga pada saat meninggalnya, dirinya tidak meninggalkan dunianya kecuali bersemayam dalam dirinya kemuliaan sejati.

Salah satu diantara mereka pada abad modern ini adalah Imam Hassan Al-Banna; sosol berkewarganegaraan Mesir; beliau hadir saat orang-orang sibuk dengan prilaku bid’ah, mitos dan hal-hal yang tidak pernah diturunkan Allah sedikitpun, beliau melihat bahwa kejahatan telah mengakar dalam jiwa umat, bersemayam dalam senubari, sebagaimana beliau menemukan agama di mata masyarakat hanya sekedar ritual di tempat-tempat ibadah dan di sudut-sudutnya, begitupun beliau melihat bahwa dunia Islam dalam keadaan bercerai berai di bawah penindasan kolonial barat dan kezhalimannya. Oleh karena itulah hati beliau bergetar, instinknya berfikir dan jiwanya bergerak berusaha membangunkan umat Islam dari tidurnya, memberikan pemahaman bahwa Islam adalah agama dan negara, dan agama bukan hanya hukum dan yurisprudensi saja, namun merupakan politik dan hukum, tentara dan ide, usaha dan kekayaan.

Hasan Al-Banna adalah yang berhasil membangunkan umat, pionir kebangkitan, pembimbing generasi dan pembaharu dakwah Islam abad 14 Hijriyah; beliau berdiri tegak di hadapan kesewenangan, pada saat para pemimpin Arab betekuk lutut dihadapan para thughat, dan secara tegas beliau memerangi kerusakan pada saat seluruh umat merasa asyik dengan kondisinya, dan terus berambisi menyelamatkan negeri yang telah dijual oleh para pemimpin dan penguasanya yang tidak bertanggung jawab!!

Karena itu, Hasan Al-Banna bukan tipe seorang pemimpin untuk bangsa Mesir saja, namun beliau seorang pemimpin Islam untuk seluruh dunia, beliau mengemban amanah dakwah yang ada dihadapannya dan sosok da’i terbaik pada era modern ini.

Banyak dari kalangan ulama kontemporer yang menulis tentangnya, baik orang yang menjadi muridnya atau yang hidup se zaman dengannya atau yang merasakan pengaruhnya di tengah masyarakat; mereka menulis tentang kehidupannya yang telah Allah anugrahkan kepadanya akan sifat-sifatnya yang mulia.

Mursyid yang Inspirator

Ditulis oleh Ustadz Hasan Al-Hudaibi (mursyid am kedua Al-Ikhwan Al-Muslimun) tentang pengalamannya beremu dengan ustazd Hasan Al-Banna. Beliau berkata: Awal saya mengenal dirinya adalah oleh karena hasil dari buah tangannya, pada saat saya memasuki perkotaan dan pedesaan, banyak saya temukan iklan-iklan tentang Al-Ikhwan Al-Muslimun yang menyeru pada kebenaran, kekuatan dan kemerdekaan. Maka saya menyangka bahwa kelompok tersebut merupakan bagian atau salah satu dari lembaga-lembaga sosial yang concern dengan tahfizh Al-Qur’an, menyantuni anak yatim dan orang-orang fakir, mengubur mayat dan mengajak orang untuk ibadah; seperti shalat dan puasa…etc. dan hal tersebut merupakan pandangan skeptis oleh karena pemahaman sempit tentang kebenaran, kekuatan dan kemerdekaan sehingga saya tidak tertarik dengannya; karena begitu banyak saya temukan ada orang yang membaca Al Qur’an namun tidak memahaminya apalagi mengamalkannya. Dan lebih banyak lagi dari mereka yang menunaikan shalat dan menunaikan ibadah haji namun tidak memberikan dampak positif sedikitpun dalam diri mereka, dan betapa banyak orang yang berbuat baik dan mengasihi orang miskin yang bukan pada tempatnya, dan bahkan bertentangan dengan agama. Namun saya belum mencoba – seperti biasa – untuk mengenal lebih dekat seruan dari Al-Ikhwan Al-Muslimun.

Kemudian pada suatu hari saya bertemu dengan seorang pemuda di suatu daerah pedesaan –-di luar kebiasaan yang terhadap orang yang lebih tua usianya dan lebih senior-– kemudian belua berbicara dengan saya, dan saya menemukan suatu ketakjuban; seorang pemuda dari pedesaan, hampir tidak ada seorangpun yang mengajarkannya pengetahuan membaca dan menulis, namun beliau memiliki tatakrama yang baik saat duduk bersama orsng yang lebih besar darinya dan tidak terdapat suatu kecanggungan di dalamnya, berbincang tentang permasalahan negara Mesir dengan cakap, dan beliau adalah sosok terbaik dibanding seorang pemuda yang berpendidikan dan cendekiawan sekalipun; memahami dengan detail permasalahan-permasalahan yang telah terjadi, berdialog dan menyampaikan solusinya secara tepat dan akurat. Sesuatu yang sama sekali tidak disadari oleh umat kecuali sedikit. Beliau berbicara dengan begitu fasih tentang permasalahan agama yang telah bergelimang taqlid lalu menyederhanakan pembicaraannya pada masalah-masalah yang dianggap sebagai permasalahan agama. Mengenalkan tentang sejarah Rasul – karena sejarah rasul adalah sejarah risalah – yang tidak diketahui oleh kebanyakan mahasiswa. Karena itu sayapun takjub terhadap mereka, dan saya tanyakan darimana mereka dapatkan pengetahuan tersebut?! . Maka dijawab oleh bahwa mereka berasal dari jamaah Al-Ikhwan Al-Muslimun, dan dakwah Al-Ikhwan mencakup berbagai hal dan lini kehidupan; pendidikan dan moral, politik dan ekonomi, kekayaan dan kemiskinan, perbaikan keluarga, dan yang lain-lainnya; baik yang kecil ataupun yang besar.

Maka mulai saat itulah saya mengikuti perjalanan harakah Al-Ikhwan, dan mulai membaca dan menelaah buku-buku mereka, dan melakukan kontak langsung dengan mereka tanpa berusaha mengenal para dainya, walaupun saya sudah mengenalnya dari buah tangannya sebelum mengenal jati dirinya.

Hassan Banna: Sosok yang jenius nan luar biasa

Tema di atas ditulis oleh Ustadz Mohammad Abdullah Al-Samman (pemikir dan penulis), beliau berkata: Selama beberapa tahun saya ragu menulis tentang sosok yang luar biasa pada diri Hassan al-Banna; sebelum ia meninggal dunia; karena saya menganggapnya hanya sebagai tulisan biasa tentang sosok laki-laki yang dalam hidupnya hanya bermuka manis, walaupun beliau adalah seorang pemimpin yang bersih dan mulia yang berhak mendapatkan pujian dan sanjungan; karena hidupnya tidak seperti pemimpin yang rusak dan penuh dengan arogansi, namun hidupnya beliau dedikasikan seorang da’i yang gesit dan agresif, tidak ada sedikitpun dari hidupnya digunakan untuk merasakan nikmatnya ketenangan dan kenyamanan, kecuali dengan mengisolir diri kepada Tuhannya (untuk beribadah kepada Allah), karena itulah saya tergerak untuk kembali menulis biografi beliau yang layak akan kemuliaan beliau, akhirnya saya memilih judulnya, lalu berjalan satu tahun pertama hingga tahun ketiga, namun saya tidak dapat lebih untuk menulisnya kecuali judul dan muqaddimahnya saja, kemudian saya siapkan lembaran-lembaran putih sambil menunggu untuk dapat diisi catatan-catatan dan lintasan-lintasan tentang kehidupan beliau, dan ketika saya mencoba untuk meletakkan pena atas lembaran-lembaran putih tersebut, tiba-tiba terasa berat seperti beratnya batu yang besar, dan akhirnya saya bersumpah pada diri saya untuk tidak menambah tulisan lebih banyak dari yang saya tulis pada judul buku dan pendahuluan..!

Sungguh kejadian yang menakjubkan; pena yang membangkang dan keras kepala. Padahal ketika hadir pada fikiran saya ide untuk dituangkan -seperti halnya yang mengalir deras- tentang sosok yang luar biasa ini, namun, pena yang ada di tangan seakan terhenti dan menjadi keras dan memaksa untuk meninggalkan lembaran-lembaran tersebut berserakan di atas meja seperti halnya tubuh yang tergeletak diatas lantai.

Saya tidak tahu apa rahasia dari pembangkangan pena saya tersebut, kecuali mungkin dirinya merasa malu untuk menulis sosok yang mulia, sementara dirinya terlalu lemah menguasai berbagai sisi karakternya yang luar biasa, lebih hina dari melakukan tugas berat, sementara dirinya tidak mampu menunaikannya, maka akupun menyadari bahwa diriku yang bersalah bukan pena tersebut, karena Saya terlalu otorioter dan keras kepala. Bukan pena yang bersalah, karena dia tidak bersalah dari melakukan tindakan yang keras dan semena-mena!

Bahwa kejeniusan As-Syahid al-abid “Hassan al-Banna,” merupakan contoh yang unik dari berbagai kejeniusan yang dikenal dalam sejarah; pada saat itu Hasan Al-Banna tidak terpengaruh dengan taklid yang dibuat oleh penguasa, bukan sosok pengekor dan dajjal yang berusaha menarik hati-hati manusia secara keji dan jahat; baik orang awam dan para gembala, namun beliau adalah sosok yang memiliki pendirian yang teguh dan tidak pernah mau tundauk pada penguasa tiran; baik di timur maupun barat. Sosok yang memiliki keteguhan dan keberanian melawan tirani penjajahan, melawan kediktatoran pemerintahan sektoral nun jahat, sehingga mampu menarik simpati orang yang memliki hati yang faqih, akal yang cerdas, telinga yang terbuka untuk mendengar, dan tentunya bukan berarti hal tersebut menjadi dalil bahwa As-Syahid Hasan Al-Banna menikmati kejeniusannya yang luar biasa yang tidak ada duanya dalam sejarah manusia untuk mengobarkan perang yang brutal terhadap pemerintah resmi dalam negerinya.

Beliau adalah sosok yang jenius dalam memahami Islam, dan jenius dalam menyampaikan pemahaman tentang Islam, jenius dalam memahami kitab Allah (Al-Qur’an), dan jenius dalam menyampaikan pemahaman tentangnya, jenius dalam berorasi, jenius dalam berpolitik, jenius dalam berinteraksi dengan kehidupannya secara umum, dan hingga matinya tidak ada sedikitpun sisi kehidupannya yang menghalangi akan kejeniusannya yang luar biasa!

Apa yang dilakukan oleh Hassan al-Banna?

Ditulis oleh Ahmad Adil Kamal, beliau berkata: Ketika saya diminta untuk menulis tentang Hassan al-Banna saya merasa adanya kekurangan yang banyak untuk menulisnya sampai saya bisa memenuhinya; bahwa Hassan al-Banna adalah ulama besar, sosok yang berani melawan berbagai tindak kejahatan dan penindasan, walaupun tidak ada seorangpun yang mampu memberikan penghormatan ditengah masyarakatnya atau memberikan lencana kehormatan kepadanya, namun ketika kami mengenang imam Hasan Al-Banna -sebagai pemimpin generasi muda- maka dapat kami simpulkan bahwa beliau adalah sosok yang disebutkan oleh nabi saw dalam sabdanya :

ِإنَّ اللهَ لَيُرْسِلَ لِهَذِهِ الأُمَّةِ عَلَى رَأْسِ كُلِّ مِائَةٍ مَنْ يُجِدِّدُ لَهَا أَمْرَ دِيْنِهَا

“Sesungguhnya Allah akan mengirim di tengah umat pada tiap seratus tahun seseorang yang akan memperbarui agama mereka”

Kami dapatkan pada diri Hassan al-Banna sosok ulama, melebihi ulama-ulama semasanya dan sebelumnya, ketinggian derajatnya, walaupun kita tetap menghargai dan memberikan apresiasi yang penuh terhadap ulama lainnya; yaitu para ulama yang memiliki dedikasi tinggi dalam hidup mereka untuk umat dan Islam.

Namun dalam diri Hasan Al-Banna ada sosok yang unik dari ulama lainnya;

- Siapakah diantara mereka dari para ulama yang hidup di tengah kondisi seperti yang dialami oleh Hasan Al-Banna dan bersikap seperti yang dilakukan olehnya?!

- Siapakah di antara mereka dari para ulama yang hidup seperti beliau sementara umat nabi Muhammad saw dalam kondisi terkoyak dan terpecah belah menjadi negara-negara kecil, kerajaan kecil, dan bercerai berai. Sementara itu, dari sebagian kecil itu semua telah dikuasai oleh sang Jabbar dan tiran para penjajah dan berada di tangan penguasa yang pemegang pedang terhunus?

- Siapakah di antara mereka dari para ulama yang hidup dan mendapati umat yang terjahat dan terhina di mata dunia dan juga di mata warganya sendiri?

- Siapakah di antara mereka dari para ulama yang hidup sementara hati umat Islam telah redup akan nilai terhadap Islam, hilang rasa kebanggaan dan martabat diri memeluk Islam, tidak memiliki kebebasan dan kekuatan bahkan harapan?

- Siapakah di antara mereka dari para ulama yang hidup; sementara dirinya mendapati Islam -setelah berlalu 14 abad- masih dipegang teguh dengan kuat; membaca Al Qur’an sebagaimana saat diturunkan dan membuka hati orang yang telah terwarisi kelalaian dari satu generasi ke generasi yang lain, sehingga mereka memahami bahwa Islam adalah agama sepanjang masa, risalah sepanjang waktu, konstitusi semua negara; memberikan kebaikan dari apa yang tidak bisa diberikan oleh yang lainnya?!

- Siapakah di antara mereka dari para ulama yang hidup; yang mampu menyatukan manusia; mulai dari yang muda, rijal (dewasa) dan yang tua, laki-laki dan perempuan, menyiapkan mereka dengan kesiagaan penuh, membariskan mereka dalam satu shaf (barisan), melakukan sistem battalion, mengobarkan jiwa kemiliteran dan ketenteraan, dan mencerahkan hati mereka akan aqidah Islam dan kaidah-kaidahnya dengan keimanan yang merasuk dalam sanubari mereka, sehingga menjadi sosok yang hidup dengannya dan untuknya, menyiapkan para pemudanya dengan persiapan yang tiada bandingannya, sehingga membuat pasukan iblis dari jin dan manusia gentar seperti yang mereka takutkan sebelumnya?

- Kemudian siapakah di antara mereka dari para ulama yang hidup; mati syahid dalam memenuhi dakwah Allah; beliau di bunuh oleh tangan yang berlumuran kezhaliman, penindasan dan kesewenang-wenangan pada saat dunia juga bergelimang kezhaliman?

Sekiranya ada pada sebagian mereka model seperti itu dan terdapat di tempat lain yang seperti itu pula selain pada diri Hasan Al-Banna, maka pada hakikat semua itu telah menyatu pada diri dan jiwa Hassan al-Banna, semoga Allah memberikan rahmat kepadanya dan semoga Allah ridha kepadanya dan dia ridha kepada Allah, dan diberi balasan yang terbaik akan kiprah yang telah dilakoninya.

Mengenang Imam As-Syahid Hasan Al-Banna

Ditulis oleh Sayyidah Zainab Jabaraoh, ketua persatuan wanita Muslim pada masa Imam Al-Banna, beliau berkata: Bahwa Hassan Al-Banna adalah sosok yang sangat dibutuhkan oleh Mesir saat itu; pada saat kondisi yang begitu genting. Bahwa Mesir sangat membutuhkan dakwahnya yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan penuh gairah tanpa pamrih, sosok yang agung yang tidak dapat ditemukan hingga saat ini sosok sepertinya, atau menemukan sosok yang dapat menggatikan posisinya.

Beliau merupakan sosok yang berani dan tangguh, sehingga tidak berlebihan jika ketangguhan dan keberaniannya membuat Amerika, Inggris dan Perancis ketakutan dan memandangnya dengan pandangan hati-hati dan khawatir, sehingga terus memandang harakah dan gerak-geriknya dari jauh dan dekat; karena mereka tahu bahwa harakah Al-Ikhwan Al-Muslimun sangat berbahaya terhadap eksistensi kolonial di berbagai kawasan dunia Islam atau bangsa muslim. Dan bahkan bukan hanya Inggris, Perancis dan Amerika sendiri yang berusaha memerangi dan takut terhadap As-Syahid Hassan al-Banna; namun para thagut dan antek-anteknya yang bernaung di istana kenikmatan juga menjadi front permusuhan gerakan as-syahid, front tersebut merasa bahwa keberadaannya tidak akan memberikan kehidupan yang nyaman, dan dunia ini tidak akan merasa tenang dan tentram kecuali harus menghabiskan lebih dahulu dakwah Al-Ikhwan dan pemimpinnya, sehingga mereka bekerja keras dan mengatur strategi secara sistematis dengan berbagai kekuatan yang dimiliki untuk melaksanakan makar dan konspirasinya, dan tentunya front ini tidak akan pernah merasa berhasil kecuali dapat membunuhnya, hingga Allah murka oleh karena perbuatan mereka yang menumpahnya darah saudaranya sendiri, sang As-Syahid Hasan Al-Banna

إِنَّ رَبَّكَ لَبِالْمِرْصَادِ

“ Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi” (Al-Fajr:14)

Apa pendapat para wanita tentang Hasan Al-Banna?

Ditulis oleh Sayyidah Bahiyyah Naser, ketua lembaga pelayanan sosial Islam: Bahwa Imam Syahid Hasan Al-Banna adalah sosok pemegang amanah risalah Islam, dan beliau telah menunaikannya dengan baik; beliau telah menemukan hakikat penyakit umat dan memberikan solusinya secara efektif; beliau melihat dekadensi moral dan penyimpangan umat dari jalan agama yang lurus dengan cara meninggalkannya dan meletakkannya di belakang punggung mereka, maka beliau bekerja keras untuk mengubah kondisi tersebut, berjalan bersama Al-Ikhwan dan para pemudanya, khususnya dalam bentuk amal nyata untuk memberikan kepada setiap individu muslim haknya, dan menjadi warga negara yang kuat dan shalih, melintasi jalan kehadapan untuk maju, dengan dibekali keimanan, keikhlasan dan kerja keras, sehingga kesuksesan dapat diraih, bahkan jika beliau tidak merasakan hasilnya oleh karena umur yang terbatas namun beliau telah menyampaikan kepada ribuan manusia akan dakwah Islam sementara Allah menerimanya dengan penuh keridhaan dan jiwa yang tenang. Semoga Allah memberikan ganjaran yang berlipat atas segala usahanya yang bermanfaat bagi dunia Islam dan umat islam seluruhnya, memberikan tempat yang layak baginya di surga. Sementara itu para ikhwah yang lainnya terus mengikuti langkah-langkah yang telah ditempuhnya, dan memberikan kepada umat dan orang-orang yang seperti mereka dari para pengikut dan generasi setelahnya di bawah naungan generasi baru; generasi terstruktur, bersatu dan penuh vitalitas.

Hassan Banna.. Pembaharu Islam abad XX

Ditulis oleh seorang da’i terkenal Mesir, Sheikh Abdul Hamid Kishk:

Imam Hassan Al-Banna adalah da’I yang menghembuskan ruh optimisme di dalam sanubari yang merasa putus asa, dan menahkodai perahu dunia yang sedang tersesat di tengah Samudra yang luas menuju jalan Allah, Tuhan semesta alam.

Beliau adalah seorang Seorang da’i yang berkata kepada pengikutnya:

كُوْنُوْا مَعَ النَّاسِ كَالشَّجَرِ؛ يَرْمُوْنَهُ بِالْحَجَرِ فَيَرْمِيْهِمْ بِالثَّمَرِ

“Jadilah kalian seperti pohon; orang lain melempari mereka dengan batu, sementara dia membalasnya dengan buah..!!

Saya mengenal beliau melalui tulisan-tulisannya. Saya juga mengenal beliau dari murid-muridnya dan orang-orang yang mencintainya. Saya juga mengenal beliau melalui dampak positif yang dibawanya dan amal-amalnya yang mulia. Saya mengenalnya sebagai seorang da’I yang berusaha menyatukan umat bukan memecah belah, memelihara bukan merporak poranda, melindungi bukan mengancam, memperkuat tangan sahabat-sahabatnya dan menolak tipu daya dan muslihat musuh.

Saya mengenal beliua sebagai sosok yang memiliki wawasan yang luas dan pandangan yang jauh ke depan, menghindari perbedaan, dan bekerja untuk mempersatukan umat.

Suatu hari ia ditanya oleh salah seorang pengikutnya: Kenapa lembaga-lembaga syariah banyak membangun masjid sementara anda tidak membangun masjid? Beliau menjawab: mereka yang membangun masjid dan kamilah yang mengisinya.

Saya juga mengenal beliau sebagai seorang da’i yang menyatu dalam dirinya sifat-sifat as-shalihin. Yang utama adalah al-quqwah al-hasanah; beliau mampu menyingkirkan 2 penyakit terbesar umat yang membelenggu para umat: harta dan wanita. Seperti yang dituturkan oleh seorang orientalis Noldkh Matt dengan tema (sosok yang robbani): “Bahwa Hasan Al-Banna meninggal sementara beliau belum sempat menikmati roti dari gandum, Wafat dalam keadaan mulia; mati syahid dengan tegak berdiri dihadapan penguasa yang zhalim, bahwa beliau adalah sosok, antara Hamzah dan Ja’far. ”

Sosok pemberani dalam kebenaran, tidak takut kepada siapapun karena Allah dari celaan orang yang mencela, memiliki ilmu oleh karena banyak membaca, menulis dan membuat resume, sabar dan alim, dan sebelum dan sesudah itu semua beliau adalah sosok yang tulus.

Hasan Al-Banna adalah sosok Qur’ani; jika anda mendengarnya berbicara, maka anda akan dikhayalkan bahwa dirinya sedang memegang Al-Qur’an di tangan kanan dan sunnah di tangan kirinya, aktif berkhutbah dengan bahasa yang fasih dan memukau, berbuat dengan apa yang ia katakan, dan mampu mentarbiyah dua juta warga Mesir, dan hal tersebut selain yang ada di dunia luar.

Beliau memulai dakwahnya tanpa ceramah dan pidato-pidato, namun dengan berpegang teguh kepada mushaf dan berkata dengan ungkapan yang masyhur “Jalannya dari sini.”

Dakwah Al-Ikhwan Al-muslimun hadir untuk memancarkan cahaya Islam di seluruh pelosok dunia; baik barat maupun timur, dan seakan Allah menghendaki Islam untuk menyelamatkan para pemeluknya melalui dakwah ini, sehingga mengalirlah para pengikutnya dari arah Timur dan Barat seperti mengalirnya air yang bersih di lautan yang dengannya dapat membersihkan permukaan bumi dari kotoran, najis dan nista. Semoga Allah merahmatimu wahai Imam, dan semoga kami dapat menyusul engkau dalam kondisi yang terbaik.

Sosok da’i yang memiliki sensibilitas tinggi

Ditulis oleh seorang jendral Aziz Masri; beliau seorang komandan tentara Mesir dalam masa pemerintahan kerajaan, beliau berkata: saya mengenal As-Shahid Hassan al-Banna pertama kalinya setelah saya kembali dari London pada tahun 1937, ketika itu saya tunduk kepada raja; yaitu pada saat saya menunggu ingin bertemu dengan tiga orang yang mengaku sebagai anggota dari Al-ikhwan al-Muslimun, dan jika dilihat dari segi pakaian dan penampilannya tidak mencerminkan bahwa mereka adalah Muslim namun -menurut pandangan saya- mereka jauh dari Islam, saya berkata kepada mereka: “Aku tidak ingin bertemu dengan kalian; karena saya hanya ingin melihat jamaah Al-Ikhwan al-Muslimun, yang memiliki ide pembaharuan dan kebangkitan bahkan dalam berpakaian, walau dengan pakaian sederhana; jaket dan celana panjang, dan sebagai alternatif dari “tasbih-tasbih” yang meletakkan pada tangan mereka dan buku yang dapat aku diskusikan di dalamnya.

Namun, yang membuatku lebih terkejut lagi adalah pada keesokan harinya salah seorang dari mereka datang kepada saya dan mengatakan kepada saya bahwa dirinya adalah Hassan Al-Banna, dan dia meyakinkan apa yang saya katakan sebelumnya dalam berbagai hal, namun karena reaksioner (keterbelakangan) yang menimpa umat Islam membuat mereka harus mengetuk pintu untuk mengembalikan mereka pada idologi Islam yang benar dan membuat setiap Muslim melek akan ilmu, kemajuan dan hidayah untuk seluruh manusia. Maka akupun mengenalnya dan menyadari bahwa dalam dirinya terdapat jiwa seorang dai yang memililiki sensibilitas tinggi dan kesadaran yang tinggi, dan saya sudah mengira bahwa saya tidak akan bisa bertemu dan melihatnya lagi setalah pertemuan yang dahsyat itu, karena setelah itu beliau mati syahid oleh adanya makar dari penguasa tiran.

Namun sejak saat itulah saya terus memperkokoh hubungan antara aku dan dirinya, dan kami selalu bertemu dari waktu ke waktu, dan saya melihat pada wajahnya tanda-tanda iman yang terang, tanda-tanda kejujuran dan ketulusan yang memancar; sehingga semakin menambah dalam diriku akan keyakinan dan keimanan.

Dan ketika saya berada di penjara pada saat beliau menemui syahidnya, salah seorang jendral datang menghampiriku, dan terdapat diwajahnya kesedihan, berbeda dengan perkara sebelumnya dan menyampaikan kepada saya peristiwa yang telah terjadi; sementara itu tubuhku pun terassa bergetar karena kehilangan sosok yang mulia nun agung.

Semoga Allah memberikan rahmat-Nya yang luas kepadanya, yang telah memberikan inspirasi terhadap orang-orang setelahnya akan perjalanan hidup yang terbaik dalam hidupnya dan menyempurnakan risalah yang dirintisnya.

Mengenang Imam Syahid

Ditulis oleh Profesor Merritt Ghali: saya mengenal ustadz Hassan al-Banna beberapa tahun yang lalu; saya mengenalnya sebagai sosok yang penuh kedewasaan dan kesemangatan, dan ketika aku melihatnya merupakan sosok yang luar biasa; baik moral dan kemanusiaannya, Allah telah memberikan kepadanya anugerah wawasan yang luas, kepribadian yang menarik, mampu mengambil hati orang lain, dan tidak diragukan bahwa beliau adalah karakter manusia yang memiliki kemampuan dan merupakan aset berharga bagi negaranya, meninggalnya beliau oleh karena dibunuh merupakan kerugian besar, dan kerugian yang paling besar adalah bahwa pembunuhannya merupakan usaha yang telah direkayasa dan direncanakan, dan saat itu kondisi memang sudah menyebar oleh karena suhu politik kebencian sejak awal abad ini.

Pada hakikatnya, merekalah -para pembunuh Hasan Al-Banna- yang seharusnya meluruskan jiwanya; para jaksa, hakim dan eksekutor dan para algojo yang didorong oleh hawa nafsu atau pendapat pribadi. mereka adalah manusia paling berbahaya terhadap undang-undang, stabilitas dan kehidupan madani, sehingga harus diberikan pelajaran dengan keras dan kemudian mejadi pelajaran kepada yang lainnya; dan pada akhirnya tidak terjadi lagi pengambilan hak negara atas keadilan dari setiap orang yang menyerang atasnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails

.

Blog Archive

Followers

Visitors

free counters